INSOMNIA
Remaja saat ini banyak sekali melakukan bermacam-macam aktivitas yang membuat mereka sibuk. Aktivitas fisik lebih dominan pada olahraga, seperti sepak bola, futsal, bulu tangkis, dll. Aktivitas intelektual cenderung pada kegiatan les pelajaran sekolah, bimbingan masuk perguruan tinggi, dll. Aktivitas tersebut ada konsekuensinya, jika fisik tubuh lebih sehat sedangkan intelektual nilai pelajaran menjadi lebih bagus. Ada beberapa remaja yang cenderung tidak melakukan keduanya dan lebih sering bermain handphone. Hal ini yang dapat mengganggu waktu tidur remaja.
Menurut data WHO dari artikel databoks, pada tahun 2018 sebanyak 81% remaja di dunia kurang melakukan aktivitas fisik. Menurut data dari Badan Penelitian dan Kementrian Kesehatan yang bekerjasama dengan WHO dari ejournal.warmadewa, pada tahun 2015 pelajar SMP dan SMA kurang melakukan aktivitas fisik sebesar 32,1%. Dari data Global School Health Survey tahun 2015 yang terdapat pada artikel kemkes.go.id bahwa 42,5% remaja kurang melakukan aktivitas fisik. Pada tahun 2018 menurut Riskesda dari artikel indohcf rata-rata penduduk yang kurang melakukan aktivitas adalah 33%. Berdasarkan Hootsuite dari artikel kumparan plush, penduduk Indonesia sebanyak 171 juta atau 98% pengguna internet dan 175,3 juta atau 64% menggunakan handphone.
Menurut data diatas remaja yang tidak melakukan aktivitas cenderung bermain handphone hingga larut malam. Sehingga rata-rata remaja mengalami insomnia dan lebih memilih bermain handphone. Insomnia yang sering terjadi seperti mudah terbangun dan tidak dapat kembali tidur, saat bangun merasa tubuh lelah serta lesu. Insomnia bisa berakibat pada kesehatan tubuh manusia. Kebiasaan bermain handphone sebelum tidur juga dapat menyebabkan insomnia, ini terjadi karena pancaran blue light yang dihasilkan dari handphone, pancaran sinar inilah yang dapat menekan produksi hormon melatonin, yaitu hormon yang berperan dalam mengatur siklus tidur.
Ada juga contoh kasus nyata yang dialami penulis, yang sering mengalami gangguan tidur di malam hari. Gangguan tidur yang dialami penulis disebabkan oleh penggunaan media sosial yang berlebih. Cara penulis menemukan solusinya adalah dengan mulai melakukan hobi penulis yaitu menggambar, bagi penulis itu sangat membantu untuk mengatasi kesulitan tidurnya. Penulis juga melakukan pra survei, bahwa disekitar lingkungan penulis ada salah satu narasumber yang belum menemukan cara mengatasi kesulitan tidurnya. Narasumber yang mengatakan, dia akan tetap akan bermain handphonenya hingga dia ketiduran dengan sendirinya atau mengkonsumsi obat yang dapat membuatnya tidur.
Penulis melakukan pra survei di SMA Marsudirini Muntilan pada 10 siswa yang saat tengah malam mengalami kesulitan tidur. Yang mereka lakukan membuka media sosial mereka atau ada yang bermain game di handphone mereka. Hal inilah yang terkadang membuat beberapa siswa tersebut terlihat lemas dan kurang bertenaga saat pagi hari. Saat pembelajaran dimulai ada siswa yang menjadi tidak fokus kepada materi, siswa tersebut memang hadir di kelas tapi pikirannya berfokus pada hal lain. Ini yang membuat siswa kurang menguasai materi yang diajarkan dan berdampak pada nilai pelajarannya. Ada salah satu siswa yang juga mengeluh ingin menghilangkan gangguan insomnianya, namun dia masih bingung mengatasinya.
Berdasarkan hasil pra survei, maka ini penting untuk diteliti karena kesulitan tidur dapat sangat berpengaruh dalam aktivitas sehari-hari. Tentunya bagi remaja saat ini yang akan sangat mengganggu dan berpengaruh dalam aktivitasnya. Remaja saat ini mengalami insomnia bisa diakibatkan dengan kegiatan yang tidak teratur, sehingga membuat remaja menjadi mengalami stress sehingga mengganggu jam tidurnya. Sehingga ini dapat berpengaruh dalam konsentrasi saat pembelajaran di sekolah. Kurang cukupnya jam tidur juga dapat mengakibatkan gangguan kesehatan fisik pada remaja.
Beberapa siswa di SMA Marsudirini Muntilan mengalami ketergantungan dengan handphone mereka, yang akhirnya menjadikan handphone sebagai solusi saat mengalami insomnia. Akhirnya dengan bermain handphone membuat semakin terjaga dan semakin susah untuk tidur. Ini yang semakin menarik untuk diteliti apakah siswa di SMA Marsudirini Muntilan mengalami insomnia dikarenakan oleh kecanduan handphone mereka atau memang karena kondisi pola tidur mereka. Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas, maka penulis memilih judul “Persepsi Siswa SMA Marsudirini Muntilan Terhadap Faktor-Faktor Insomnia”.
Komentar
Posting Komentar